Kamis, 27 Oktober 2011

Nabi Muhammad Membina Rumah Tangga

Perkawinan dengan Siti Khadijah

Setelah pulang dari negeri Syam membawa dagangan Khadijah, datang lamaran dari pihak Khadijah kepada keluarga Nabi Muhammad.

Khadijah adalah seorang janda yang kaya, berakhlak mulia dan berhati dermawan, telah banyak orang yang datang untuk melamar, menyatakan hasrat untuk menjadikan istri namun itu ditolaknya dengan baik dan sopan. Menurut penilaian Khadijah, semua laki-laki yang datang melamar tersebut hanya ingin menguasai harta kekayaannya dan tidak terbukti untuk membina rumah tangga yang baik dan sejahtera.

Lain halnya dengan kepribadian Muhammad yang jujur dan bertanggung jawab. Khadijah melihat ketulusan hati dan ketekunan Muhammad dalam menjalankan tugas dan ditambah lagi dengan keterangan pembantunya Maisarah yang menceritakan kepribadian Muhammad pada saat menjalankan usahanaya ke negeri Syam. Hal ini menimbulkan keyakinan Khadijah bahwa Muhammad adalah laki-laki pilihan, yang dapat dijadikan pelindung hidupnya.

Hasrat hati Khadijah untuk meminang Muhammad disampaikan melalui saudaranya, Nafisah binti Munirah. Nafisah mencoba mengadakan pembicaraan pendahuluan tentang Muhammad, meminta kepadanya bagaimana kalau dia memperistrikan Khadijah. Mula-mula timbul keraguan di hati Muhammad mengingat keadaan dirinya yang tidak memiliki harta kekayaan untuk mengawini wanita kaya dan berhati mulia seperti Khadijah. Namun Nafisah binti Munirah meyakinkan Muhammad bahwa Khadijah memilihnya semata-mata karena akhlak dan budinya yang mulia.

Setelah tercapai kata sepakat dan mendapat restu pamannya, maka pernikahan pun dilangsungkan. Pada waktu itu usia Nabi Muhammad 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Perkawinan ini telah memberi Muhammad ketenangan dan ketentraman. Muhammad telah mendapat cinta kasih yang tulus dari seorang wanita. Dikemudian hari wanita itulah orang yang pertama mengakui kerasulan Muhammad dan senantiasa menjadi pendamping setia dalam suka dan duka.

Muhammad dan Khadijah dikaruniai beberapa orang anak yaitu dua orang laki-laki dan empat orang perempuan. Putranya yang sulung laki-laki diberi nama Qosim. Putra yang sulung ini meninggal dunia dalam usia dua tahun. Empat orang putrinya diberi nama masing-masing Zainab, Ruqaiyah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Sedangkan putranya yang keenam diberi nama Abdullah yang juga meninggal masih dalam buaian.

Muhammad sebagai seorang ayah yang sangat kasih sayang kepada putra-putrinya. Demikian juga putra dan putrinya sangat hormat dan kasih kepada kedua orang tuanya. Sikap Muhammad kepada putra-putrinya tidak seperti perlakukan orang tua pada masa itu. Beliau penuh kasih sayang mengasuh seluruh putrinya sampai besar dan berkeluarga. Zainab dinikahkan dengan Abil'ash bin Rabi' bin abdi Syam, Ruqaiyah dinikahkan dengan Uthbah. Ummu Kulsum dinikahkan dengan Utaibah. Perkawinan Ruqaiyah dan Ummu Kulsum tidak berlangsung lama, karena kedua suami mereka dipaksa untuk menceraikan istrinya oleh ayah mereka, Abu Lahab. Kemudian Ruqaiyah dinikahkan dengan Utsman bin Affan dan setelah Ruqaiyah meninggal, Utsman dinikahi dengan Ummu Kulsum. Sedangkan Fatimah dinikahi dengan Ali bin Abi Thalib.

Keteladanan Nabi Muhammad dan Khadijah dalam Hidup Berumah Tangga

Rumah tangga Nabi Muhammad dengan Khadijah penuh berkah, bahagia dan sejahtera. Keduanya saling menghormati, saling mencintai dan merupakan tauladan bagi kehidupan rumah tangga seorang muslim.

Keadaan rumah tangga Nabi Muhammad jauh berbeda dengan rumah tangga orang-orang Arab Quraisy dikala itu. Beliau dalam pergaulan sehari-hari menunjukan cinta kasih terhadap istrinya. Tidak seperti bangsa Arab waktu itu yang selalu merendahkan dan menghinakan pihak istrinya.

Beliau selalu membantu mengurus perniagaan istrinya, sebaliknya Khadijah selalu memperhatikan benar-benar segala gerak-gerik dan perangai suaminya.

Nabi Muhammad meskipun mendapat istri yang lebih kaya raya cara hidup beliau sederhana seperti biasanya, tidak suka mewah. Makanan, minuman dan pakaiannya selalu ditunjukan kepada fakir miskin yatim piatu dan para janda, sehingga rumah tangga Khadijah menjadi tempat kembali orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Khadijah dengan tulus ikhlas memberikan hartanya kepada siapa pun yang datang mengharapkan bantuan dan pertolongannya.

Demikianlah keadaan rumah tangga Nabi Muhammad yang menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia, terutama bagi umat Islam.

Anak Keturunan Nabi Muhammad dengan Khadijah

Rumah tangga Nabi Muhammad yang penuh berkah, bahagia dan sejahtera ini, dikaruniai oleh Allah beberapa orang anak, dua laki-laki dan empat anak perempuan. Putranya yang sulung bernama Qosim. Oleh sebab itu Nabi Muhammad juga dipanggil Abu Qosim. Putranya yang sulung di saat usianya dua tahun meninggal dunia. Empat orang putrinya diberi nama Zainab, Ruqaiyah, Ummu Kulsum dan Fatimah sedangkan yang keenam bernama Abdullah ia meninggal sewaktu masih bayi.

Setelah dewasa Zainab dinikahkan dengan Abi Ash bin Rabi' bin Abi Syam, Ruqaiyah dinikahkan dengan Uthbah, Ummu Kulsum dinikahkan dengan Utaibah.

Sewaktu Ruqaiyah dan Ummu Kulsum memeluk agama Islam, maka ayah dari Uthbah dan Utaibah (Abu Lahab) memaksa kepada anaknya supaya menceraikan istrinya. Jadi perkawinan antara putri Nabi Muhammad dengan anak Abu Lahab tidak berlangsung lama. Akhirnya Ruqaiyah dinikahkan dengan sahabat Utsman bin Affan. Setelah Ruqaiyah meninggal dunia maka Utsman bin Affan menikah dengan Ummu Kulsum.

Usaha-Usaha Muhammad Dalam Urusan Kemasyarakatan

Semenjak kakek Nabi Muhammad meninggal dunia, kota Makkah mengalami kekacauan dan kemerosotan. Ketertiban kota Makkah tidak terjaga, sering terjadi pemerasan, penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan secara terang-terangan. Jika hal ini dibiarkan terus berlangsung, maka akan merugikan penduduk kota Makkah itu sendiri.

Melihat keadaan tersebut pemimpin Quraisy merasa perlu untuk menjaga ketentraman dan mengembalikan keadaan kota Makkah seperti semula. Berkumpullah para pemimpin untuk bermusyawarah mengatasi kekacauan yang terjadi di kota Makkah. Pemuka atau pemimpin Quraisy tersebut terdiri dari Bani Hasyim, Bani Muthalib, Bani Asad, Bani Zuhrah dan Bani Tamim.

Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin Quraisy bersumpah tak akan membiarkan orang-orang Makkah teraniaya dan apabila ada yang teraniaya akan dibela Halful Fudhul yang artinya perjanjian membela kehormatan bersama (kota Makkah). Pada waktu itu Nabi Muhammad berperan mewujudkan pertemuan tersebut.

Nama Nabi Muhammad semakin dikenal di kalangan penduduk Makkah, terutama dalam perannya mendamaikan sengketa yang terjadi antara pemuka-pemuka Quraisy dalam membangun kembali Ka'bah.

Pada mulanya mereka nampak bersatu dan bergotong royong memperbaiki keadaan Ka'bah yang rusak akibat terjadi banjir besar yang melanda kota Makkah. Nabi Muhammad beserta masyarakat kota Makkah lainnya bekerja memperbaiki keadaan Ka'bah. Akan tetapi ketika perbaikan Ka'bah tersebut sampai pada tahap peletakan batu hitam (Hajar Aswad) ke tempat asalnya, terjadilah pertentangan sengit antara pemuka Quraisy. Mereka masing-masing merasa berhak dan berebut kehormatan untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempat asalnya.

Pertentangan itu dapat teratasi setelah ada usulan dari salah seorang pemuka Quraisy yang berwibawa di kota Makkah bernama Abu Umayah bin Mughirah Al-Makhzuni.

Abu Umayah mengusulkan, bahwa untuk meneyelesaikan pertentangan tersebut harus ditunjuk seorang hakim. Menurut Abu Umayah yang menjadi hakim haruslah orang yang pertama kali masuk masjid dari Babu Shafa (Pintu Shafa) pada esok harinya. Ternyata orang yang pertama kali masuk pintu tersebut adalah Nabi Muhammad yang terkenal sebagai orang jujur dan dipercaya. Mereka akan menerima dan akan melaksanakan keputusan dan cara yang diambil Nabi Muhammad. Terlebih lagi cara itu mengikut sertakan semua pemuka Quraisy yang bertentangan tadi.

Nabi Muhammad dengan bijaksana sehelai kain di tanah dan batu hitam (Hajar Aswad) tersebut diletakkan di tengahnya. Nabi Muhammad kemudian meminta kepada setiap pemuka Quraisy yang bertentangan tersebut untuk memegang ujung kain dan mengangkat Hajar Aswad tersebut secara bersama-sama ke tempatnya semula. Akhirnya pertentangan itu selesai dengan semua pemuka Quraisy merasa senang.

(Sumber: Buku Mata Pelajaran SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM -Madrasah Diniyah Ula- Untuk Kelas 1, Zainuddin, Spdi, dkk, Hal.50-55)

Rabu, 26 Oktober 2011

USAHA-USAHA NABI MUHAMMAD DALAM MEMBINA EKONOMI

Mengembala

Sewaktu Nabi Muhammad masih anak-anak, beliau rajin bekerja dan lebih menyukai pekerjaan mengembala kambing, karena dengan pekerjaan itu beliau dapat bergaul langsung dengan anak-anak yang tergolong miskin yang tidak bisa menyombongkan diri seperti orang-orang Jahiliyah yang membangga-banggakan kehormatan, kekayaan dan sebagainya.

Ketika beliau mengembala kambing, Allah memberi bimbingan dan latihan jiwa kepada beliau untuk bersabar, tabah, kasih sayang dan menjaga serta menolong makhluk yang lemah. Tidaklah mengherankan kalau mengembala kambing merupakan salah satu bentuk pendidikan yang diberikan Allah kepada Para Nabi agar mereka dengan rasa kasih sayang dan cinta kasih dapat memimpin umat manusia.

Di antara para Nabi yang pernah mengembala kambing ialah Nabi Musa, Nabi Daud dan lain-lain.

Pada waktu Nabi Muhammad berusia 12 tahun Abu Thalib mengajak beliau ke negeri Syam untuk berdagang. Pada saat itu Abu Thalib sedang bersiap-siap akan pergi ke Syam, Nabi Muhammad memegang baju Abu Thalib seolah-olah ia ingin diajak. Abu Thalib merasa kasihan dan tidak tega meninggalkannya di Makkah.

Berangkatlah Abu Thalib dan Nabi Muhammad serta rombongan para pedagang lainnya, ketika para pedagang sampai di kota Bushra, suatu daerah perbatasan antara negeri Syam dan Jazirah Arab, pendeta Nasrani menghampiri rombongan tersebut lalu memperhatikan Nabi Muhammad.

Setelah mendapatkan tanda-tanda kenabian pada wajah Nabi Muhammad, seperti tercantum dalam Kitab Taurat dan Injil, pendeta Bahira menasehatkan kepada Abu Thalib agar segera kembali ke kota Makkah, demi keselamatan Nabi Muhammad dari gangguan dan pembunuhan orang Yahudi, dan agar menjaga dengan baik, karena kelak ia akan menjadi seorang Rasul. Setelah mendengar nasehat pendeta Bahira dan telah menyelesaikan urusan dan dagangannya di negeri Syam, Abu Thalib segera kembali ke kota Makkah.

Setelah terjadi peristiwa tersebut, Abu Thalib menghentikan kegiatannya untuk berdagang ke luar kota Makkah. Ia merasa cukup untuk dengan usahanya di negeri sendiri, kota Makkah. Ia tidak mau lagi berpergian jauh, ia tinggal di rumah mengasuh anak-anaknya.

Keberhasilan Dalam Usaha

Pada waktu usia Abu Thalib semakin lanjut beliau selalu memikirkan anak-anaknya terutama keponakannya Nabi Muhammad, agar mempunyai mata pencaharian yang tetap dan mempunyai sumber kehidupan yang pasti untuk bekal hidupnya serta mengurus rumah tangganya kelak.

Dalam pikiran Abu Thalib terlintas sebaiknya Nabi Muhammad itu berdagang sebagaimana yang dikerjakan bangsa Quraisy dan biasa juga dilakukan oleh nenek moyangnya.

Pada waktu itu kota Makkah ada seorang saudagar besar, terkenal kekayaannya, kebangsawanannya, kemuliaan budi pekertinya dan keluasan pandangan pikirannya namanya Khadijah binti Khuwalid. Di antara penduduk kota Makkah dan sekitarnya, baik lelaki dan perempuan tidak sedikit yang menjualkan barang dagangannya ke luar kota Makkah, seperti ke negeri Syam, ke Iraq dan lainnya.

Pada suatu hari Abu Thalib menemui Khadijah lalu menceritakan maksud dan tujuannya. Dengan singkat Khadijah pun menyetujuinya.

Setelah malam yang telah ditentukan berangkatlah Nabi Muhammad serta rombongan pedagang lainnya dari kaum Quraisy menuju negeri Syam. Dalam berdagang itu Nabi Muhammad ditemani oleh pelayan Khadijah sendiri, Maisarah namanya. Maisarah adalah seorang pelayan yang setia dan sangat dipercaya. Dalam perjalanan itu selalu mengawasi gerak-gerik dan cara berdagang Nabi Muhammad.

Di sepanjang jalan sejak dari Makkah sampai Syam sifat dan gerak-gerik serta cara berdagang Nabi lebih jauh berlaianan dibandingkan para pedagang lainnya. Cara berdagang beliau berupa harga pokok dari Khadijah beliau sebutkan dengan sebenarnya kepada para pemebeli, tentang keuntungan beliau serahkan juga kepada para pembeli. Oleh sebab itu, para saudagar negeri Syam senang sekali membeli barang dagangan beliau, karena mereka masing-masing tidak akan tertipu dalam perkara harga barang yang akan dibelinya.

Tentang keuntungan beliau, para pembeli telah memperkirakan, mereka selalu memberikan keuntungan cukup untuk menutup biaya perjalanan antara Makkah dan Syam pulang pergi.

Melihat tindakan Muhammad dalam menjual dagangannya, Maisarah sangat tercengang, tetapi ia tidak berani menegur dan menanyakannya. Dengan sebab itu maka barang dagangan Nabi Muhammad habis terjual dengan waktu yang sangat singkat serta mendapat keuntungan yang luar biasa.

 (Sumber: Buku Mata Pelajaran SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM -Madrasah Diniyah Ula- Untuk Kelas 1, Zainuddin, Spdi, dkk, Hal.44-46).

Selasa, 25 Oktober 2011

NABI MUHAMMAD MASA KANAK-KANAK

MUHAMMAD DALAM ASUHAN

A.   Muhammad di bawah Asuhan Halimah
Kebiasaan bangsa Arab menyusukan anak-anak diserahkan anak-anaknya diserahkan kepada wanita-wanita desa di desanya agar menjadi anak yang cerdas, karena lingkungan sekitarnya dan udaranya masih segar.

Wanita Bani Sa'ad terkenal sebagai pengasuh dan penyusuan anak-anak kota. Datanglah Halimah binti Sa'diyah ke rumah Aminah, agar dapat menyusukan Muhammad. Aminah pun kemudian menyerahkan Muhammad kepada Halimah Sa'diyah, selama sebelumnya tiga hari disusukan oleh Aminah sendiri.

Kasih sayang Halimah Sa'diyah kepada Muhammad sama dengan kasih sayang yang diberikan kepada anak-anaknya sendiri, bahkan Muhammad lebih dicintai.

Untuk menghilangkan rasa rindu Aminah kepada anaknya beliau sering berkunjung ke rumah Halimah Sa'diyah. Begitu Halimah Sa'diyah setiap kali berkunjung ke Makkah tak lupa membawa Muihammad.

Selama empat tahun dalam asuhan Halimah Sa'diyah, dengan berat hati, Muhammad dikembalikan ke pangkuan ibunya di kota Makkah.

B. Muhammad di bawah asuhan ibu dan kakeknya
Setelah Halimah Sa'diyah mengembalikan Muhammad kepada ibunya, maka mulai saat itu Muhammad berada di tengah-tengah keluarga.

Ibunya langsung mendidik dan mengasuh Muhammad dengan kasih sayang.

Tatkala Muhammad berusia 6 tahun.ia dibawa oleh ibunya ke Yatsrib (Madinah) untuk berziarah ke kuburan ayahnya dan mengunjungi sanak saudaranya.

Dalam perjalanan ke Madinah itu, Ummu Aiman pembantu yang setia ikut serta. Setelah kembali dari Madinah, dalam perjalanan menuju Makkah, di sebuah desa yang bernama Abwa, tiba-tiba ibunya jatuh sakit. Kemudian mereka beristirahat beberapa hari di sana. Dengan kekuasaan Allah, akhirnya ibunya meninggal dunia dan dimakamkan disana.

Kini Muhammad telah yatim piatu. Beberapa hari kemudian, setelah ibunya dimakamkan, Ummu Aiman dan Muhammad kembali ke Makkah, sesampainya di Makkah, Ummu Aiman menceritakan peristiwa meninggalnya Aminah kepada keluarga Abdul Muthalib. Kemudian Muhammad diserahkan kepada kakeknya.

Sebagai pembantu rumah tangga yang setia, Ummu Aiman tetap mengasuh Muhammad sampai dewasa. Abdul Muthalib mengasuhnya dengan penuh kasih sayang.

C. Muhammad di bawah asuhan pamannya Abu Thalib
Abdul Muthalib, kakek Muhammad adalah seorang pemimpin di kota Makkah dan di kalangan suku Quraisy.

Tetapi sayang, kakeknya tidak lama mengasuh Muhammad. Kakeknya yang mulia itu meninggal saat Muhammad berusia 8 tahun.

Selanjutnya Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib mengambil alih tanggung jawab untuk mengasuh Muhammad. Abu Thalib sangat menyayangi Muhammad seperti anaknya sendiri dan Abu Thalib juga melindungi Muhammad dari ancaman orang-orang Quraisy Jahiliyah.

Pekerjaan Abu Thalib adalah berdagang ke Syam. Ia adalah orang yang sangat disegani dan dihormati di kalangan suku Quraisy.

SIFAT-SIFAT TERPUJI NABI MUHAMMAD PADA MASA KANAK-KANAK

Berkat lindungan Allah SWT dan asuhan Halimah, Aminah ibunya, Abdul Muthalib kakeknya serta pamannya Abu Thalib dan bibinya Aminah binti Asad, tertanamlah sifat-sifat terpuji pada diri Nabi Muhammad Saw.

Sejak kecil beliau selalu giat bekerja, sabar dalam menghadapi cobaan, jujur dalam perbuatan, sopan santun dan lemah lembut dalam perkataan.

Kehidupan Nabi Muhammad penuh dengan kesederhanaan, suka memaafkan kesalahan orang, murah hati terhadap sesama kawan, tidak sombong dan tidak gila hormat.

Dalam pergaulan, Nabi Muhammad tidak pernah menyakiti orang lain, segala perbuatannya selalu terpuji tidak pernah berbuat maksiat, apalagi menyembah berhala.

Allah melindungi dan menjaga kesucian beliau sebagai manusia yang akan memikul tugas suci yang besar di dunia.

KEJADIAN LUAR BIASA

Pada suatu hari ketika Nabi Muhammad dan anak-anak Halimah sedang mengembala kambing, tiba-tiba datang dua Malaikat berbaju putih memegang Nabi Muhammad, lalu membaringkan dan membelah dada Nabi Muhammad, membuang sifat yang kotor dan menggantikan dengan sifat yang bersih. Setelah itu mereka meninggalkan Nabi Muhammad yang masih berbaring. Melihat peristiwa itu, anak-anak Halimah berlari memberi tahu ibunya.

Halimah dan suaminya datang menghampiri Nabi Muhammad, menanyakan peristiwa yang baru dialami, Nabi Muhammad menceritakan peristiwa tersebut dari awal sampai akhir pada mereka.

Setelah kejadian itu Halimah dan suaminya sangat khawatir akan keselamatan Nabi Muhammad. Oleh sebab itu maka beliau kembalikan pada ibunya, sambil menceritakan tentang kejadian yang pernah dialaminya. Setelah mendengar cerita Halimah, Aminah bertanya: "Apa kalian khawatir kalau-kalau diganggu setan?" Halimah menjawab: "Ya, benar". Aminah bertanya lagi: "Tidak demi Allah, setan tidak akan mengganggunya. Anak ini kelak akan menjadi manusia besar! Maukah kalian mendengar ceritanya?" Halimah menjawab: "Ya". Aminah segera melanjutkan ceritanya: "Ketahuilah, ketika ia masih di dalam kandunganku, aku melihat cahaya terang benderang keluar dari diriku menyinari istana-istana Bushra di Negeri Syam. Demi Allah selama aku hamil aku tidak merasa sangat berat. Tidak ada wanita hamil yang merasa seringan dan semudah yang kurasakan. Ketika lahir ia meletakkan telapak tangannya ke tanah, sedang kepalanya menengadah ke langit".

(Sumber: Buku Mata Pelajaran SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM -Madrasah Diniyah Ula- Untuk Kelas 1, Zainuddin, Spdi, dkk, Hal.36-40)

Senin, 24 Oktober 2011

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD



KEADAAN KOTA MEKAH

Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal, tahun gajah dan bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Nabi Muhammad dilahirkan di kampung Bani Hasyim di Kota Makkah dan yang menjadi bidannya adalah Siti Syifa, yaitu sahabat Abdurrahman bin Auf.

Ibunya bernama Aminah binti Wahab dan ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib. Ayahnya meninggal tujuh bulan sebelum Nabi Muhammad lahir.Abdul Muthalib, kakeknya memberi nama Muhammad, nama yang belum pernah ada sebelumnya di tanah Arab, Muhammad yang artinya terpuji.

Tahun kelahiran Nabi Muhammad disebut tahun Gajah, karena pada saat itu kota Makkah diserang oleh pasukan berkenderaan gajah, dibawah pimpinan Abrahah. Dia seorang Gubernur dari kerajaan Nasrani Abesenia (Habsyi) di Yaman. Mereka bermaksud menghancurkan Ka'bah. Namun di tengah jalan pasukan mereka diserang oleh gerombolan burung Ababil yang diutus Allah SWT. Masing-masing burungnya membawa tiga batu, dua pada kakinya dan satu pada paruhnya. Dengan demikian hancurlah pasukan Abrahah dan Ka'bah selamat dari kehancuran.

Nabi Muhammad Saw adalah keturunan suku Quraisy yang sangat berpengaruh di Kota Makkah, bahkan di seluruh Jazirah Arab. Silsilah dari keturunan ayah dan ibu bertemu pada Kilab bin Murrah.

Kedua keluarga kakek dan nenek Nabi Muhammad termasuk golongan orang yang dihormati di kalanagan kabilah-kabilah Arab.

Kakeknya Abdul Muthalib setelah mendengar kelahiran cucunya, beliau sangat gembira, lalu beliau membawa cucunya yang baru lahir itu thawaf keliling Ka'bah, lalu diberi nama Muhammad, artinya orang yang terpuji. Nama tersebut jarang ditemui pada bangsa Arab waktu itu, dan itu merupakan takdir Allah sebagaimana tercantum dalam kitab Taurat dan Injil.

Nabi Muhammad Saw adalah keturunan suku Quraisy yang sangat berpengaruh, bukan saja di kota Makkah bahkan di seluruh Jazirah Arab.

Nabi Muhammad disusui ibunya sendiri selama tiga hari lalu disusukan kepada Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab yang sudah dimerdekakan.

Kemudian Nabi Muhammad diserahkan ibunya kepada seorang perempuan yang baik akhlaknya, bernama Halimatuz binti Abi Dzuaib untuk disusui. Halimah adalah istri Harist bin Abdul Uzza (Abu Kabsyah). Ia berasal dari Bani Sa'ad kabilah Hawazin terletak antara Makkah dan Tahif, 60 km sebelah timur kota Makkah.



KILAB














Qushai


Zuhrah






Abdi Manaf


Abdil Manaf






Hasyim


Wahab






Abdul Muthalib










Abdullah


Aminah














Muhammad Saw



TANGGAPAN MASYARAKAT MAKKAH
Kelahiran Muhammad di tengah-tengah masyarakat Makkah mendapat perhatian yang luar biasa dari berbagai kalangan. Hal ini disebabkan antara lain karena Muhammad berasal dari keluarga yang cukup disegani dan cukup berpengaruh bukan saja di kota Makkah tapi juga di seluruh Jazirah Arab.

Tahun kelahiran Muhammad disebut juga tahun Gajah. Pada tahun tersebut ditandai dengan datangnya tentara bergajah di bawah pimpinan Raja Abrahah dengan 60.000 bala tentaranya adalah untuk menghancurkan Ka'bah Baitullah.

Raja Abrahah berasal dari negeri Yaman. Dia mempunyai pasukan bergajah yang ditugaskan untuk menghancurkan Ka'bah.

Pada waktu itu Ka'bah dijaga oleh kakek Nabi Muhammad yang bernama Abdul Muthalib. Namun demikian, walaupun Ka'bah telah dijaga oleh Abdul Muthalib dan penduduk Makkah lainnya, pasukan Abarahah tidak dapat dicegah.

Untuk menjaga keselamatan, Abdul Muthalib dan penduduk Makkah lainnya menyingkir sebelum Raja Abrahah datang ke Makkah.

Dalam keadaan pasrah Abdul Muthalib berdoa kepada Allah agar Ka'bah diselamatkan dari tangan-tangan orang-orang yang ingin menghancurkannya.

Allah SWT mengabulkan doa Abdul Muthalib yaitu dengan mendatangkan pasukan burung Ababil yang melemparkan batu-batu kerikil yang tajam dan beracum. Batu-batu kerikil tersebut mengenai pasukan Abrahah sehingga mereka mati. Sebagaimana tercantum dalam surat Al-fiil ayat 1-5 sebagai berikut:

Artinya:
  1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah.
  2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia ?
  3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
  4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
  5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Dengan demikian musnahlah pasukan bergajah pimpinan Raja Abrahah dan akhirnya Ka'bah selamat dari kehancurannya.

(Sumber: Buku Mata Pelajaran SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM -Madrasah Diniyah Ula- Untuk Kelas 1, Zainuddin, Spdi, dkk, Hal.26-29).

BENTUK-BENTUK KEPERCAYAAN BANGSA ARAB

KEPERCAYAAN BANGSA ARAB

Pada mulanya bangsa Arab mengikuti ajaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pergaulan mereka dengan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, sehingga mereka menyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay Al Khuzai. Di antara berhala yang besar adalah Lata yang terdapat di kota Thaif, berhala Hijah dan berhala Manah terdapat di kota Yasrib (Madinah) serta terdapat juga berhala-berhala besar di sekeliling Ka'bah.

Selain menyembah berhala, ada juga yang menyembah Malaikat, Jin, Bintang, Matahari dan lain sebagainya di antara bangsa Arab ada juga yang menganut agama Nasrani, dan yahudi dan masih ada yang menganut Agama Nabi Ibrahim.

JENIS-JENIS PEMUJAAN
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datang Islam antara lain:
  1. Menyembah Malaikat. Di antara bangsa Arab ada yang menyembah dan menuhankan Malaikat. Malah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap Malaikat adalah putri-putri Tuhan.
  2. Menyembah Jin, ruh dan hantu. Sebagian bangsa Arab yang menyembah jin dan ruh-ruh leluhur mereka atau menganggap hantu-hantu sebagai makhluk yang terhormat. Bahkan ada suatu tempat jin yang terkenal dengan nama "Darahim". Mereka selalu mengorbankan binatang-binatang di tempat itu agar selamat dari berbagai bencana.
  3. Menyembah bintang-bintang. Yang dimaksud dengan bintang-bintang adalah matahari, bulan dan bintang-bintang karena menganggap bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
  4. Menyembah berhala. Sebagian bangsa Arab menyembah berhala-berhala, atau arca-arca yang terbuat dari batu-batu dan logam. Menurut riwayat, sebab-sebab orang Arab menyembah berhala adalah : Amr bin Lubayyi seorang dari Khuza'ah meniru orang-orang Balka di daerah Syam dan ia tertarik akan perbuatan itu. Maka sewaktu kembali ke Makkah ia membawa patung Hubal dan ditempatkan di dekat Ka'bah dan kemudian disembahnya serta ia menganjurkan agar masyarakat Arab untuk menyembah berhala tersebut.
  5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen). Agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM. Mula-mula di Mesir pada zaman Nabi Musa a.s. sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira abad ke-4 M. Agama Nasrani berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari kerajaan Romawi dan Habsyi.
Pada saat menjelang kelahiran Agama Islam, tumbuh kelompok dari kalangan Bangsa Arab yang ingin melepaskan diri dari kepercayaan yang sesat itu. Mereka berusaha mengembalikan kepercayaan kepada agama Tauhid,  dengan mengajarkan Agama Ibrahim a.s. Tokoh-tokoh dari kelompok tersebut antara lain Waroqah bin Naufal, Umaiyah bin Abi Ashshalt dan Qus Saidah.

Sesungguhnya penyiaran Agama Nasrani dan Yahudi merupakan pembuka jalan bagi kelahiran pemimpin besar umat sangat ditunggu-tunggu, yaitu Nabi Muhammad Saw.

SIFAT-SIFAT DAN WATAK MASYARAKAT JAZIRAH ARAB
Pada zaman jahiliyah tidak ada pemerintahan yang tetap, mereka hidup bersuku-suku atau kabilah, kehidupannya berpindah dari satu lembah ke lembah lainnya. Pemilihan kepala suku (kabilah) di dasarkan atas umur yang lebih tua, harta yang lebih banyak atau wibawa yang besar, bila telah terpilih mereka akan mematuhinya.

Apabila terjadi suatu perselisihan antar satu suku, atau dalam satu suku, maka tidak terdapat hukum yang tetap, adat istiadatlah yang memegang peranan dalam memutuskan perkara tersebut.

Bangsa Arab mempunyai sifat, watak, atau adat istiadat yang baik dan yang buruk. Di antara sifat-sifat dan adat istiadat yang baik adalah:
  1. Menghormati tamu, bila seorang bertamu maka akan disambut dengan ramah dan disuguhi makanan yang paling disukai, sehingga tamu tersebut merasa puas.
  2. Pemeberani dalam segala hal, mereka bagaikan singa di medan pertempuran begitu juga berani dalam mengemukakan pendapat.
  3. Ahli pidato dan syair, sudah menjadi lamabang dan kejayaan suatu suku bila terdapat juru pidato dan penyair, karena mereka akan memberikan semangat dalam pertempuran dan membalas segala serangan dari suku lain, mereka selalu mengadakan perlombaan-perlombaan di pasar-pasar, seperti di pasar ukaz, dan banyak lagi adat istiadat yang baik pada suku tersebut.
Adapun sifat dan watak serta adat istiadat yang buruk adalah:
  1. Selalu hidup berfoya-foya
  2. Suka meminum-minuman keras dan mabuk-mabukan
  3. Suka berzina dan melacur
  4. Suka berjudi, hasil judi itu dibelikan hewan yang akan dipotong dan dagingnya mereka makan bersama sambil bersenang-senang sampai mabuk-mabukan.
  5. Cara makan dan minum masih kotor, seperti makan bangkai, kalau hewannya masih hidup cukup dipukul lalu dagingnya dimakan.
  6. Melakukan pencurian dan perampokan.
  7. Bila melahirkan anak laki-laki di antara suku Arab ada yang membunuhnya, karena takut akan terjadi kemiskinan dan kelaparan.
  8. Bila melahirkan bayi perempuan, di antara suku Arab ada yang menguburnya hidup-hidup, karena mereka takut akan cela dan hina.
  9. Tidak mempunyai kesopanan, sudah menjadi kebiasaan dalam mengerjakan thawaf, mengelilingi Ka'bah pada musim haji laki-laki atau perempuan tidak berpakaian (telanjang bulat). Bila mandi di depan orang banyak tidak menutup auratnya.
  10. Pertengkaran dan perkelahian.
(Sumber: Buku Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam -Madrasah Diniyah Ula Untuk Kelas 1-, Zainuddin, Spdi, dkk, Hal.12-15)

Minggu, 23 Oktober 2011

JAZIRAH ARAB

Arab artinya sahara, dikatakan Jazirah Arab karena Arab merupakan semenanjung yang terdiri dari gurun sahara sangat luas.

Jazirah Arab terletak di bagian barat benua asia, yang sekarang terkenal dengan sebutan negara Saudi Arabia, dengan ibukotanya Riyadh.

Daerah Jazirah Arab merupakan semenanjung yang mempunyai luas kurang lebih 1.544.000 km2.

Di Jazirah Arab terdapat dua kota terkenal yaitu Makkah dan Madinah, yang merupakan kota pertama tumbuh dan perkembangannya agama Islam di dunia dan termasuk di Indonesia.

Jazirah Arab bagian utara dibatasi oleh negara Palestina, Syam dan Irak, sedangkan timur dengan laut Teluk Arab/ Persi, sebelah selatan dengan laut Hindia dan sebelah barat dengan laut Merah.

Jazirah Arab terdiri dari bagian tengah dan tepi bagian tengah terdiri dari tanah pengunungan yang jarang terkena hujan. Penduduknya sedikit dan sebagian besar pengembara yang selalu berpindah-pindah. Mereka mencari padang-padang rumput untuk pengembalaan ternak-ternaknya. Bagian tengah ini terdiri dari dua bagian. Bagian utara disebut Najeb dan bagian selatan disebut Al-Ahqaf.

Bagian Arab terdiri dari bagian yang datar dan terdapat banyak hujan. Penduduknya mendirikan kota-kota dan kerajaan serta mempunyai bermacam-macam kebudayaan.

BATAS-BATAS JAZIRAH ARAB
Daerah Arab merupakan daerah semenanjung mempunyai luas daearah kurang lebih 1.544.000 km2. Batas-batasnya:
 
  1. Sebelah Utara dengan Palestina, Syam dan Republik Irak,   
  2. Sebelah Barat dengan Laut Merah,   
  3. Sebelah Timur dengan Teluk Arab/ Persi,   
  4. Sebelah Selatan dengan Laut Hindia.

    KOTA BESAR DI ARAB SAUDI YANG ADA KAITANNYA DENGAN SEJARAH RASULULLAH
    Di Arab Saudi terdapat kota-kota besar dan tempat-tempat bersejarah yang erat hubungannya dengan sejarah Rasulullah dan sejarah perkembangan agama Islam
    .
    a.  Kota Makkah
    Makkah termasuk kota suci bagi umat Islam, tempat melaksanakan ibadah Haji, termasuk kota tertua di Jazirah Arab. Orang yang pertama kali mendiami adalah Nabi Ibrahim, Siti Hajar namanya dan putranya Nabi Ismail, lalu datang suku Arab lainnya yang datang dari Yaman. Di tempat kota Makkah itu terdapat tempat bersejarah dan tempat melaksanakan ibadah Haji, antara lain:
     
    1. Ka'bah berada di dalam Masjidil Haram, sebagai arah kiblat bagi umat manusia dalam melaksanakan shalat, dan tempat melaksanakan thawaf. Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail atas perintah Allah lalu Nabi Ibrahim menyeru manusia untuk melaksanakan ibadah Haji. Pada sisi kanan Ka'bah terdapat Hajar Aswad (batu hitam), harum baunya dan sunah hukumnya apabila mencium setelah melaksanakan Thawaf.
    2. Sumur Zamzam, terletak berdekatan dengan Ka'bah airnya tidak kering dan mempunyai rasa tersendiri. Sumur itu tatkala Nabi Ismail dalam kehausan, sedang ibunya mencari air dengan berlari antara Shafa dan Marwah, akhirnya muncullah air pada bekas kaki Nabi Ismail.
    3. Shafa dan Marwah, adalah dua bukit yang rendah, tempat Siti Hajar ibu Nabi Ismail berlari mencari, tatkala anaknya kehausan. Bila jama'ah haji melaksanakan Sa'i, mereka harus berlari dari bukit Shafa ke bukit Marwah.
    4. Gua Hira terletak di pegunungan Nur (Jabal Nur), di luar Kota Makkah sebelah utara, jarak kurang dari 6 km dari kota Makkah. Di tempat ini Rasulullah Saw mendapat wahyu yang pertama dari Allah dan berjumpa dengan Malaikat Jibril.
    b.  Kota Madinah
    Dahulu bernama Yasrib, tempat kelahiran ibunya Nabi Muhammad yang bernama Aminah. Sewaktu Rasulullah berhijrah ke tempat tersebut, maka dinamakan Al-Madinah Al-Munawarah dan menjadi kota suci kedua setelah kota Makkah. Di kota ini terdapat Masjid Nabawi, di dalamnya terdapat kuburan Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar Siddik, dan Umar bin Khattab, sedangkan makam lainnya terdapat di Baqi berdekatan dengan Masjid Nabawi.

    c.  Kota Jeddah
    Terletak di tepi laut Merah, terdapat pelabuhan laut dan pelabuhan udara terbesar di Jazirah Arab. Di tempat ini terdapat kuburan Siti Hawa isteri Nabi Adam.

    d.  Padang Arafah
    Padang Arafah merupakan Padang pasir yang luas, di tempat ini merupakan tempat pertemuan pertama antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah dikeluarkan dari surga. Peristiwa ini dijadikan rukun Haji yaitu Wukuf di Arafah pada setiap tanggal 9 Dzulhijjah.

    e.  Muna (Mina)
    Mina terletak 2 kilo meter (2 km) dari kota Makkah, diapit oleh dua bukit batuan ditempat inilah Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail beliau digoda oleh iblis, tetapi Nabi Ibrahim tidak tergoda, maka Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba yang bagus. Peristiwa ini dijadikan peristiwa Haji, yaitu melontar tiga jumrah. Aqabah, Wustha, dan Sughra, pada tiap tanggal 10 sampai tanggal 15 bulan Dzulhijjah, dan disunnahkan untuk memotong hewan qurban bagi jema'ah haji dan umat Islam pada tanggal tersebut.

    (Sumber:Mata pelajaran SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Madrasah Diniyah Ula Untuk Kelas 1, Zainuddin, Spdi, dkk, hal:4-7)

    Sabtu, 01 Oktober 2011

    MUKADIMAH

    Bismillahirrahmanirrahim.
    Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    Salam silaturahim kami sampaikan. Semoga segala aktivitas kita selalu berada dalam lindungan dan bimbingan Allah SWT. Amiin ...

    Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) Griya Bandung Indah (GBI) menampilkan salam silaturahim kepada para santriwan dan santriwanti DTA Griya Bandung Indah (GBI), juga salam ukhuwah kepada para ustaz dan ustazah yang tergabung di dalamnya. Semoga langkah perjuangan  kita mendapat restu dan rido Ilahi. Amin ya rabbal'alamin.

    Semoga niat suci kita selalu mendapat rahmat dan pahala-Nya. Amiin ya rabbal'alamiin.

    Salam Silaturahim.
    ADMIN DTA Griya Bandung Indah (GBI)